Cedera tulang belakang dikarenakan kerusakan tulang belakang dan syaraf yang menjadi penghubung antara otak dan reseptor. Tulang belakang terdiri dari segmen – segmen tulang yang membentuk rangkaian. Segmen pada tulang belakang memiliki rongga yang diisi oleh sumsum.
Spinal Cord Injury atau kerusakan pada tulang belakang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kecelakaan, jatuh, dan lain – lain. Resiko cedera tulang belakang disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor resiko cedera pada tulang belakang, sebagai berikut:
1. Gender
Seorang pria memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita untuk terkena cedera pada tulang belakang. Alasan aktivitas dan lain sebagaimana merupakan pendukung banyaknya kasus yang ditemukan pada pria. Wanita juga memiliki resiko yang sama apabila kurang kewaspadaan. Kita harus memperhatikan kemampuan fisik kita sehingga dapat meminimalisir resiko cedera. Keselamatan untuk tulang belakang sangat penting dijaga demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
2. Usia
Kasus kelumpuhan akibat cedera tulang belakang banyak ditemukan pada usia 16 hingga 30 tahun. Pada usia tersebut diketahui sebagai usia produktif yang memiliki banyak aktivitas. Aktivitas yang sangat aktif beresiko terjadinya berbagai kecelakaan. Kehati – hatian menjadi kunci untuk waspada akan segala kemungkinan yang terjadi. Peralatan keamanan dan keselamatan harus dipenuhi saat kita melakukan aktivitas fisik yang beresiko terhadap cedera.
3. Kegiatan yang Beresiko Tinggi
Kegiatan sangat menentukan dalam diperolehnya resiko cedera. Perlengkapan saat melakukan aktivitas fisik yang berbahaya sangat penting dipakai. Standar peralatan yang digunakan juga sangat penting untuk diperhatikan. Peralatan yang tidak berstandar keselamatan kerja atau olahraga akan membuat resiko cedera semakin besar jika terjadi kecelakaan. Kewaspadaan sebelum dilakukan kegiatan juga sangat penting demi keamanan dan kenyamanan.
4. Gangguan Tulang dan Sendi
Kesehatan tulang dan sendi disarankan untuk di cek ke dokter. Kondisi kelainan pada tulang dan sendi yang tidak baik akan beresiko pada cedera dan berbagai gangguan. Syaraf juga dapat terganggu jika tidak diperhatikan dengan baik. Jaringan syaraf, otot, maupun tulang membutuhkan perhatian yang ekstra agar tidak mengalami kelainan yang berdampak pada kesehatan.
Kerusakan tulang belakang dan sumsum tulang belakang akan menimbulkan gangguan yang sangat berbahaya diantaranya:
Berbagai gejala kelumpuhan yang dapat dirasakan oleh penderita cedera tulang belakang. Berikut adalah gejala – gejala kelumpuhan yang akan dirasakan saat mengalami cedera tulang belakang:
Apabila terjadi kelumpuhan akan sangat berbahaya bagi tubuh. Penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan cedera lanjutan. Berikut adalah cara – cara yang harus dilakukan saat mengalami kelumpuhan dan penyempitan tulang belakang akibat cedera:
Obat yang harus dikonsumsi adalah obat yang dapat mengurangi peradangan. Obat penyempitan tulang belakang tersebut harus dikonsultasikan dengan dokter terkain dosis dan efek sampingnya, sehingga pasien merasa sangat aman dalam masa pemulihan.
Tubuh yang mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang harus mendapat perawatan imobilisasi. Hal tersebut dilakukan agar terjadi keselarasan antar tulang belakang. Tulang belakang yang selaras menghindarkan pada resiko cedera yang lebih parah. Imobilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan gips dan lain – lain.
Tindakan operasi dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya rasa sakit. Ciri – ciri kanker tulang belakang dan kecacatan juga dapat diantisipasi dengan jalan ini. Operasi dapat dilakukan dengan konsultasi dan saran dari dokter yang bersangkutan.
Kelumpuhan yang terjadi pada sumsum tulang belakang dibarengi dengan resiko komplikasi yang terjadi. Berikut adalah berbagai komplikasi cedera pada saraf tulang belakang.
Diagnosa pada kelumpuhan akibat cedera pada tulang belakang dilakukan melalui uji fungsi motorik dan sensorik. Rangkaian tes ini dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab pengapuran tulang bahkan ketika pasien dalam kedaan darurat. Tes ini juga dapat dilakukan dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Berikut adalah beberapa tes yang dapat dilakukan:
Alat tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi pada tulang belakang dari kemungkinan adanya berbagai retakan, tumor serta gangguan lainnya.
Alat itu digunakan untuk mendapatkan gambar lebih jelas pada tulang belakang sehingga dapat diketahui jenis gangguan yang dialami oleh pasien.
Alat ini digunakan untuk memeriksa kondisi syaraf pada tulang belakang pasien. Alat mendeteksi menggunakan gelombang magnetik dan gelombang radio.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan pada cedera yang dialami pasien. Uji ini menguji kekuatan otot serta kemampuan pasien dalam merespons berbagai rangsangan.
Demikian ulasan artikel tentang kelumpuhan akibat cedera tulang belakang yang bisa anda ketahui, semoga dengan ini anda bisa menjadi sembuh.
Spondilitis ankilosa yaitu penyakit radang tulang belakang yang mengenai bagian persendian sejak dari atas tulang leher sampai bagian bawah tulang…
Tulang merupakan organ penting dalam tubuh. Maka ketika terjadi kecelakaan yang menyebabkan kelainan pada tulang, akan mempengaruhi kinerja kita dalam…
Tubuh dengan postur yang tinggi merupakan salah satu hal yang didambakan banyak orang agar lebih percaya diri saat berpenampilan. Hal…
Penyakit Legg-Calve-Perthes ialah keadaan di mana frekuensi sirkulasi darah ke metabolisme tulang paha di area persendian pinggul berkurang. Sirkulasi darah yang…
Sindaktili adalah kondisi jari yang menyatu atau tidak ada sela diantara jari dan kondisi jari melekat seringkali disebut sebagai kelainan…
Jari kaki dempet adalah suatu kondisi yang bisa terjadi pada manusia atau bayi baru lahir dan kondisi ini bisa terjadi…