Benarkah Jika Pen Tulang Tidak Dilepas, Berbahaya?
Pen tulang berfungsi sebagai penyangga pada tulang. Supaya posisi tulang tidak lari dari posisinya maka dipasang pen pada tulang yang mengalami patahan. Prosesnya dilakukan dengan dibor dan ditanam di dalam tulang pada patahan tulang, setiap fungsinya mengunci dudukan pada tulang yang mengalami patah sementara. Pada pen tulang tersebut direkatkan oleh kalsium yang dikonsumsi, tentu hal ini akan menjadi buruk jika pen yang dipasang tidak benar.
Jika tidak dilakukan penangan lebih lanjut terhadapa patahan tulang yang mengalami pergeseran akibat pemasangan pen yang tidak benar, maka hal ini mengakibatkan gangguan pergerakan karena tulang menjadi pendek sebelah. Pemasangan dan perekatan yang benar dan baik pada tulang yang patah menyebabkan tulang lebih cepat tumbuh dan menyambung, maka patah tulang yang sudah sembuh dengan memasang pen dan pengobatan. Tapi bagaimana jika pen pada tulang dibiarkan terus menerus dan tidak dilepas? Bahayakah pen tulang dibiarkan walaupun tulang sudah tersambung dengan sempurna? (Baca: Kelebihan Vitamin A dapat menyebabkan patah tulang)
Saat tulang telah tersambung dengan sempurna, pen dapat dilepas tetapi dapat juga tidak dilepas. Jika pen yang terpasang tidak menyebabkan keluhan atau gejala, maka pen tersebut aman dan tidak berbahaya. Tetapi jika pen yang dilepas tidak akan mengalami benturan sebab telah memiliki daya elastis yang sama seperti semula dan tulang dapat dicegah tidak mengalami patah tulang kembali. Jika tulang yang tidak dilepas pen maka terdapat resiko untuk mengalami di sisi yang tidak ada dipasang pen sebab tulang tidaklah elastis walau kejadian resikonya begitu kecil.
Di beberapa kasus dimana dokter akan menyarankan melakukan pelepasan pada pen. Seperti jika si pasien ingin menambahkan beban berat pada bagian tubuh yang telah mengalami patah tulang. Pada umumnya pen yang berada pada tulang bisa tetap ada di dalam tubuh yang bagian patah tanpa menimbulkan hal-hal yang bermasalah pada tulang. Bahkan banyak dokter yang menganggap melepas pen bukanlah sebuah “rutinitas wajib” di dalam pengobatan pada tulang yang patah, tetapi lain cerita jika pasien mengalami keluhan.
Untuk melepas pen tidaklah begitu berbahaya jika dilakukan oleh dokter bedah tulang yang ahli dalam bidangnya. Sadari gejala-gejala berikut jika pen perlu untuk dilepas:
- Pen yang diraba terasa mengganggu dan mengganjal
- Terasa nyeri di sendi
- Adanya pergerakan tubuh yang menjadi terbatas
- Pen yang patah
- Adanya reaksi alergi pada tulang
- Karena keinginan sendiri
Dampak Bahaya Pada Pelepasan Pen Tulang
Adapun efek samping setelah melepas pen adalah adanya timbulnya rasa nyeri akibat luka operasi, tetapi dengan seiring waktu masa penyembuhan rasa nyeri tersebut berangsur-angsur berkurang. Untuk penangan lebih lanjut mengenai sakit yang timbul akibat operasi pelepasan pen tentu perlu sering konsultasi ke dokter bedah tulang.
Beberapa bahaya yang dapat timbul jika tidak melakukan pelepasan pen pada pasien yang mengalami iritasi pada jaringan di sekitar tulang patah:
- Radang Kandung Lendir
Di dalam beberapa bagian tubuh terdapat kantong-kantor lendir yang juga tersusun dari selaput, bagian-bagian tersebut adalah daerah tulang sendi di bagian sikut, lutut, bahu, dan di mana urat daging dapat saling bergesekan dengan urat daging yang lain, tulang-tulang menonjol, dan otot. Pada dinding kantong tersebut mirip susunan tulang rawan dan pada dindingnya mengeluarkan cairan seperti pelumas yang sama dengan tulang sendi.
Jika pada lapisan kandung lendir mengalami peradangan maka hal ini disebut dengan radang kandung lendir. Jika digerakan akan terasa sakit, jika ditekan akan terasa lunak, dan biasanya pada bagian itu maka membengkak. Bahkan terkadang di lapisan kandung lendir terjadi penumpukan garam-garam kapur di dalam kantong atau pada dindingnya. Pada bagian itu harus diistrahatkan dan peredaran darah harus dirangsang juga dapat juga menggunakan pembalut atau gips.
- Tendonitis
Merupakan kejadian dimana terjadi peradangan pada tendon dimana sistem kekebalan bereaksi terhadap cedera pada bagian sendi. Tendon merupakan bagian penghubung antara tulang dan otot. Kolagen membentuk tendon yang menahan sejumlah besar tekanan. Posisi yang salah dan tekanan yang berlebihan pada sendi dapat menyebabkan tendonitis. Tendon dapat menyerang berbagai orang dalam segala usia, tetapi orang yang berusia di atas 40 tahun lebih gampang terserang tendonitis.
Sebab tendon merupakan bagian yang ikut menua seiring dengan bertambahnya usia, maka tendon akan kekurangan elastisitisnya dan dapat lebih mudah mengalami cedera. Gejala-gejala tendonitis pada setiap orang tergantung pada tingkat keparahannya, seperti pembengkakkan kemerahan yang di sekitar daerah tendon, bahkan rasa nyeri pada persendian dan otot. Kadang gejala-gejala tersebut bisa menghilang, tetapi jika semakin sakit maka rasa nyeri tersebut dapat semakin menyiksa.
Jika mengalami patah tulang tidak baik jika didiamkan perlu penggunaan pen. Tidak akan ada indikasi serius yang terjadi pada pengguna pen jika pemasangan pen tidaklah salah letak dan mengalami pergeseran pada sendi. Perlunya konsultasi kepada dokter bedah tulang mengenai penggunaan pen sangat penting dan segera untuk pergi ke dokter jika mengalami nyeri di bagian sekitar yang dipasangin pen. Tetapi selama pemasangan pen yang aman dan tidak mengalami nyeri, maka pen tidak perlu dilepas. Kita juga perlu memakan makanan yang dapat menyembuhkan patah tulang.