Sponsors Link

Tulang Belakang Menonjol Keluar – Akibat, Bahaya dan Penanganannya

Sponsors Link

Tulang belakang yang menonjol keluar bisa saja disebabkan karena cairan sumsum tulang yang menonjol keluar. Namun hal ini sangatlah berbeda dengan gejala dari penyakit kerusakan sumsum tulang belakang. Penyakit yang seperti ini disebut sebagai Spina Bifida. Spina Bifida adalah kondisi dimana terbentuknya celah atau defek yang terjadi pada tulang belakang. Spina Bifida biasanya adalah penyakit cacat bawaan lahir. Kondisi ini akan sangat dipengaruhi oleh pembentukan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada saat masih dalam kandungan.

Pada kondisi kesehatan janin yang normal, embrio akan berkembang membentuk tabung syaraf yang nantinya akan berubah menjadi susunan tulang belakang dan sistem syaraf. Apabila proses pembentukan ini tidak berjalan lancar maka sebagian tulang belakang akan tumbuh dengan tidak sempurna dan akan timbul celah. Hal ini juga bisa dikatakan dengan kondisi dimana tidak adanya lamina yang menutupi sumsum atau sistem syaraf pusat yang terletak di tulang belakang. Perlu diketahui bahwa susunan struktur tulang belakang terdiri dari 33 ruas, pada kasus tulang belakang yang mengalami penyakit ini, biasanya terjadi pada bagian tulang belakang bawah atau terletak pada ruas ke 4 sampai dengan ke 5. Pada bagian bawah ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai struktur tulang belakang.

Struktur Tulang Belakang

Pada dasarnya tulang belakang berfungsi untuk menyangga tubuh dan juga untuk melindungi kanal spinal yang berisikan cairan otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam sumsum tulang belakang ini berisikan kumpulan serabut syaraf yang menghubungkan beberapa bagian tubuh dengan otak. Sumsum tulang inilah yang merupakan salah satu dari bagian dari tulang yang merupakan bentuk dari proses pembentukan tulang pada manusia.

Di dalam kanal spinal, kumpulan syaraf tersebut dilindungi oleh sebuah lapisan yang bernama meningen. Kemudian pada lapisan luar tulang belakang terdapat kulit yang berfungsi untuk melindungi tulang belakang dari berbagai gangguan dari luar.

Apabila celah atau defek yang timbul sampai pada bagian kulit, seperti pada jaringan kulit yang melindungi tulang belakang bagian bawah maka hal tersebut dapat menyebabkan cairan otak yang terdapat pada lapisan tulang belakang akan mendorong celah tersebut keluar, sehingga akan membentuk semacam kantung atan tonjolan yang menonjol keluar dan terlihat dapat dilihat melalui bagian kulit.

Berikut ini adalah beberapa jenis Spina Bifida yang dibedakan berdasarkan lokasi dan celah tersebut tampak menonjol.

  • Spina Bifida Okulta

Penyakit tulang belakang yang menonjol jenis ini adalah satu jenis penyakit spina bifida yang tergolong masih ringan. Hal ini hanya akan menimbulkan celah kecil yang terdapat pada ruas tulang belakang. Penyakit Spina Bifida Okulta ini biasanya hanya menimbulkan gejala yang ringan atau bahkan tidak terasa gejala sama sekali. Spina Bifida Okulta ini biasanya tidak akan mempengaruhi sistem syaraf pada tulang belakang.

  • Meningokel

Pada level ini, penyakit Spina Bifida yang dirasa yang mengakibatkan tonjolan sedikit lebih besar. Hal ini meyebabkan selaput yang berada di tulang sumsum menonjol keluar. Tonjolan tersebut keluar dari beberapa celah yang berada di tulang belakang yang kemudian membentuk semacam kantung yang menonjol keluar. Meningokel ini merupakan penyakit tulang belakang menonjol yang sering diderita oleh kebanyakan pasien.

  • Mielomeningokel

Penyakit tulang menonjol jenis ini adalah merupakan yang paling akut dari semua jenis. Pada situasi ini kanal spinal akan terbuka sepanjang beberapa ruang tulang belakang sekitar 4 sampai dengan 5 ruas yang menyebabkan munculnya kantung yang berisi selaput dan sumsum tulang yang menonjol keluar melalui celah yang pada ruas tulang belakang dan tampak jelas di punggung.


Penyebab serta Bahaya Spina Bifida

Sampai sekarang penyebab atas terjadinya gangguan pada tulang belakang yang satu ini belum diketahui secara pasti oleh ilmu kedokteran. Namun pada beberapa kasus telah diteliti yang kemudian menyimpulkan beberapa hal seperti faktor yang dapat meningkatkan seseorang untuk menderita penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab dan bahaya yang bisa saja dialami oleh penderita penyakit ini:

  • Kekurangan Asam Folat

Pada masa-masa kehamilan, mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat adalah suatu kewajiban untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin dan juga menjaga kesehatannya. Hal ini juga penting untuk memperkecil resiko bahwa bayi yang akan dilahirkan nanti terbebas dari penyakit yang satu ini. Studi juga mengungkapkan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dapat mencegah munculnya penyakit ini, namun dari kebanyakan kasus yang terjadi justru mengatakan hal yang sebaliknya, bahwa seseorang yang menderita Spina Bifida mengalami metabolisme yang abnormal terhadap asam folat.

  • Faktor Genetik

Faktor genetik atau faktor keturunan dan juga faktor lingkungan sedikit banyak juga berkontribusi terhadap munculnya penyakit ini. Seperti pada penyakit yang menyebabkan tulang betis terasa ngilu, penyakit Spina Bifida ini juga bisa diturunkan kepada keturunannya, walaupun mungkin tidak menunjukkan pola garis yang jelas. Apabila Anda memiliki anak yang menderita Spina Bifida, ini akan membuat resiko menjadi 8 kali lebih besar untuk anak lainnya menderita penyakit yang sama. Tetapi, dalam beberapa kasus penyakit Spina Bifida yang sudah terjadi, hanya sekitar 5% saja yang menjadikan faktor genetik seseorang sebagai penyebab penyakit ini muncul.

  • Obat Tertentu

Penggunaan obat-obat tertentu bisa saja mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan kita. Begitu juga dengan kesehatan tulang belakang. Terdapat beberapa jenis obat-obatan yang apabila dikonsumsi secara tidak tepat mampu untuk membuat resiko munculnya penyakit Spina Bifida ini menjadi lebih besar. Jenis obat-obatan ini seperti Asam Valproat dan Carbamazepine. Obat ini biasa digunakan untuk penanganan terhadap penyakit epilepsi dan gangguan mental seperti penyakit bipolar.

  • Diabetes

Hal ini adalah salah satu gangguan kesehatan akibat kelebihan kadar gula di dalam darah. Diabetes juga merupakan salah satu penyebab tulang ngilu pada beberapa penderitanya. Perempuan yang sedang hamil dan juga sedang menderita diabetes akan mendapatkan resiko yang lebih tinggi terhadap janin yang sedang ada di kandungannya untuk menderita penyakit Spina Bifida ini.

  • Obesitas

Obesitas yang terjadi sebelum masa kehamilan seseorang akan menyebabkan resiko muncul nya penyakit ini terhadap janin yang dikandungnya menjadi lebih besar.

Bagi wanita yang memiliki beberapa resiko di atas, dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Hal ini juga berlaku pada wanita yang sedang dalam masa kehamilan, untuk mencegah bayi yang dilahirkan nanti mendapatkan resiko terhadap penyakit ini. Selain itu, terdapat resiko penyakit lain juga muncul yang dialami oleh anak-anak yang menderita Spina Bifida seperti Hidrosefalus, Siringomielia, dan juga Dislokasi Pinggul.

Akibat Spina Bifida

Akibat yang dialami oleh para penderita Spina Bifida berbeda-beda berdasarkan tingkatan penyakit ini, hal ini juga dipengaruhi oleh bagian mana yang terjadi celah di tulang belakang sehingga muncul benjolan akibat penyakit ini. Selain lokasi, akibat yang ditimbulkan juga bisa berbeda-beda tergantung bagian apa saja yang tidak tertutup dengan sempurna. Berikut ini adalah hal-hal umum yang dirasakan oleh para pasien akibat penyakit tulang belakang yang menonjol ini:

  • Gangguan Mobilitas

Ketika seseorang menderita penyakit Spina Bifida ini, rata-rata dari mereka akan mengalami gangguan untuk menggerakkan tubuh bagian bawahnya, hal ini juga bisa saja menyebabkan kelumpuhan bagi penderitanya.

  • Gangguan Sistem Kandung Kemih dan Pencernaan

Gangguan sistem pencernaan dan kandung kemih bisa saja terjadi pada penderita penyakit ini. Beberapa gangguan kesehatan seperti inkontinensia kemih dan inkontinennsia tinja bisa saja terjadi. Hal ini merajuk pada gangguan syaraf yang dialami dimana syaraf tersebut berguna untuk mengatur sistem pencernaan dan saluran kemih. Gangguan saluran kemih ini juga merupakan salah satu ciri-ciri kanker tulang belakang yang sering dialami oleh beberapa orang.

  • Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah kondisi dimana terjadinya penumpukan cairan pada otak yang dapat menyebabkan kejang dan juga gangguan penglihatan bagi penderitanya. Hal ini juga bisa dialami oleh penderita Spina Bifida mengingat bahwa penyakit ini berkaitan erat dengan cairan otak dan sistem syaraf.

Orang-orang yang menderita penyakit Spina Bifida juga bisa mendapatkan gangguan masalah lainnya seperti meningitis dan juga kesulitan untuk belajar dan memahami sesuatu. Contoh gangguan dalam belajar yang sering dialami oleh penderita Spina Bifida adalah gangguan dalam berbicara, gangguan dalam menghitung dan juga gangguan konsentrasi mereka.

Diagnosis Spina Bifida


Untuk mengetahui tanda-tanda akan adanya penyakit Spina Bifida ini dokter biasanya akan memeriksa pasien menggunakan USG. Dokter biasanya juga akan melakukan sejumlah rangkaian tes seperti tes darah untuk mengetahui penyakit ini. Menggunakan tes darah untuk menguji penyakit ini bertujuan untuk memeriksa kadar alfa fetoprotein di dalam darah. Kadar alfa fetoprotein tinggi yang ada pada ibu hamil dapat menandakan bahwa janin yang dikandungnya bisa saja mengalami gangguan kecacatan tabung syaraf sehingga nantinya akan menyebabkan penyakit Spina Bifida. Pemeriksaan pasien menggunakan USG bertujuan untuk mengetahui kelainan struktur tertentu pada otak bayi yang mengindikasikan adanya penyakit Spina Bifida.

Tes yang juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit ini adalah dengan metode amniosentesis, hal ini dilakukan dengan menggunakan sampel air ketuban. Kemudian cairan ini akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui apakah berpotensi menyebabkan penyakit ini atau tidak. Namun menggunakan metode ini perlu kehati-hatian dan konsultasi terlebih dahulu mengenai resiko yang bisa saja dialami. Karena menggunakan metode ini sangat beresiko terhadap janin yang sedang di dalam kandungan. Pemeriksaan lanjutan bisa juga dilakukan untuk mengetahui gejalanya pada beberapa bayi yang telah lahir. Menggunakan tes USG, CT Scan dan juga MRI dapat digunakan untuk menentukan tingkat keparahan akibat penyakit Spina Bifida ini.

Pengobatan Spina Bifida

Pengobatan atau penanganan terhadap penyakit Spina Bifida berbeda-beda tergantung tingkatan gejala yang dialami akibat penyakit ini, hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan pasien.

Biasanya operasi adalah pilihan utama untuk mengobati Spina Bifida ini. Tindakan operasi ini biasanya dilakukan segera setelah sang bayi lahir, hal ini dilakukan biasanya setelah 1 sampai dengan 2 hari kelahiran sang bayi. Operasi pada bayi ini bertujuan untuk menutupi celah yang terbentuk akibat proses yang tidak sempurna pada saat dalam kandungan, dan hal ini juga untuk mencegah munculnya penyakit Hidrosefalus di kemudian hari.

Setelah melakukan operasi, biasanya para pasien akan mendapatkan perawatan lanjutan seperti berikut :

  • Terapi okupasi atau terapi fisik. Hal ini dilakukan untuk membuat pasien mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Terapi fisik ini juga biasa dilakukan untuk pasien yang membutuhkan terapi penyempitan tulang belakang.
  • Penggunaan alat bantu seperti tongkat dan juga kursi roda. Penggunaan alat bantu ini tentunya untuk pasien yang sudah berusia lebih dari 3 tahun mengingat alat bantu yang digunakan.
  • Obat jalan yang diberikan untuk menangani gangguan saluran kemih dan gangguan pencernaan.

Sebenarnya Spina Bifida dapat dicegah sebelum hal tersebut mengganggu kehidupan Anda. Hal ini bisa dicegah sejak dini dengan mengkonsumsi berbagai makanan yang mengandung asam folat yang cukup. Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat yang cukup juga dianjurkan kepada para wanita yang sedang dalam masa kehamilan dan juga wanita yang sedang dalam masa-masa subur. Dosis asam folat yang disarankan oleh para pakar kesehatan adalah sekitar 400 mg perhari. Asupan asam folat tersebut dapat Anda dapatkan dari berbagai makanan seperti bayam, kuning telur, kacang-kacangan dan juga brokoli.

Oleh karena itu menjaga kesehatan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pencegahan dini terhadap beberapa penyakit yang bisa saja dialami dikemudian hari. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda dengan dokter untuk mengetahui apakah ada gejala-gejala penyakit ini muncul.

Sponsors Link
, , ,
Post Date: Monday 08th, January 2018 / 09:53 Oleh :