Sponsors Link

Sakit Tulang Ekor Setelah Melahirkan, Kenapa? Apa Penyebabnya?

Sponsors Link

Melahirkan merupakan pengalaman luar biasa yang dialami oleh setiap ibu. Proses melahirkan yang terjadi sangat kompleks menyebabkan berbagai perubahan pada tubuh ibu secara cepat dan hebat. Tentunya proses melahirkan mengakibatkan rasa sakit yang sangat hebat pada ibu. Tidak jarang rasa sakit ini masih akan dialami ibu selama beberapa waktu setelah melahirkan.

Salah satu bagian tubuh yang sering dikeluhkan terasa sakit saat setelah melahirkan adalah tulang ekor. Tidak jarang para ibu merasa tulang ekor sakit setelah melahirkan, bahkan beberapa orang juga mengatakan banyak bahaya sakit tulang ekor. Sebenarnya kenapa terjadi sakit tulang ekor setelah melahirkan? Apa penyebabnya?

Proses melahirkan merupakan proses yang sangat kompleks. Berbagai sistem organ pada tubuh ibu mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian untuk mendukung proses keluarnya bayi dari rahim ibu. Salah satu perubahan tersebut terjadi pada tulang dan otot, khususnya di sekitar panggul dan tulang ekor.

Penyebab

Nyeri pada tulang ekor dikenal dengan istilah coccydynia. Pada kondisi normal, coccyx terdiri dari dua hingga tiga tulang kecil yang dihubungkan oleh sendi yang tidak sempurna (agak sedikit mengeras). Saat menjelang proses kelahiran, tulang ekor akan menjadi lebih fleksibel. Tulang ekor dan bagian tulang belakang di atasnya akan menyesuaikan atau beradaptasi sehingga memungkinkan tulang-tulang tersebut sedikit menekuk dan memberikan jalan untuk keluar bayi.

Namun, meskipun tulang ekor telah beradaptasi menjadi lebih fleksibel, ada kalanya proses melahirkan menyebabkan otot dan ligamen (struktur tubuh yang menghubungkan tulang dengan tulang) di sekitar tulang ekor mengalami peregangan yang berlebihan atau overstretch. Tekanan yang mengenai tulang ekor saat bayi melewati jalan lahir dapat menyebabkan peregangan berlebihan dan mengakibatkan terbukanya salah satu sendi pada tulang ekor. Peregangan yang berlebihan dan terbukanya sendi tersebut menyebabkan tulang ekor menjadi tidak stabil dan mengakibatkan terjadinya sakit tulang ekor setelah melahirkan.

Gejala

Nyeri pada tulang ekor setelah melahirkan dapat terasa seperti nyeri tumpul atau terkadang dapat terasa tajam seperti tertusuk. Biasanya nyeri bertambah parah saat duduk. Pada beberapa kasus, sebagian ibu mengalami kesulitan untuk bergerak dari duduk ke berdiri atau setelah duduk dalam waktu yang lama. Sebagian ibu juga kesulitan menjalankan aktivitas seperti berkendara, membungkuk, dan mengangkat barang. Gejala lainnya juga dapat diikuti dengan nyeri punggung bawah, kadang-kadang juga menyebar ke kaki, dan nyeri bertambah hebat saat mengejan atau saat berhubungan seksual.

Tips Mengurangi Nyeri

Sebagian besar kasus coccydynia setelah melahirkan dapat sembuh setelah beberapa bulan, jika tidak ada komplikasi. Terdapat berbagai metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan atau mengurangi nyeri. Beberapa tips untuk meningkatkan kenyamanan dan nyeri di antaranya yaitu sebagai berikut.

  1. Gunakan bantal khusus ketika duduk. Saat ini telah banyak dijual bantal atau alas duduk khusus, biasanya berbentuk donat, yang dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang ekor saat duduk. Selain itu, duduk di permukaan yang keras akan terasa nyaman dibandingkan duduk di sofa empuk.
  2. Hindari duduk terlalu lama. Sebisa mungkin usahakan agar tidak duduk dalam waktu yang lama. Cobalah untuk berdiri dan berjalan sesekali, atau dapat juga duduk dengan posisi condong ke depan untuk mengurangi penekanan dan nyeri pada tulang ekor.
  3. Posisi tidur. Beberapa ibu lebih merasa nyaman tidur dengan posisi menyamping sambil menempatkan bantal di antara kedua lutut.
  4. Gunakan celana yang longgar. Penggunaan celana yang ketat atau jeans akan memberikan penekanan pada tulang ekor sehingga meningkatkan rasa sakit.
  5. Kompres hangat dingin. Kompres hangat dan dingin dapat dilakukan bergantian. Kompres hangat dapat dilakukan menggunakan botol yang berisi air hangat atau menggunakan heating pad, sedangkan kompres dingin dapat menggunakan kantong berisi es yang dibungkus oleh handuk atau kain.

  6. Konsumsi makanan bergizi. Asupan makanan yang sehat dan bergizi juga dapat membantu proses pemulihan. Terdapat beberapa jenis makanan yang baik untuk sakit tulang ekor.
  7. Coba gunakan obat laksatif. Obat laksatif merupakan obat pengencer tinja yang berfungsi mengobati konstipasi atau susah buang air besar. Nyeri akan bertambah parah ketika harus mengejan dengan kuat, sehingga jika diperlukan dapat mengkonsumsi obat laksatif dengan batas wajar.
  8. Konsumsi obat anti nyeri. Obat anti nyeri seperti paracetamol juga dapat membantu mengurangi nyeri skala ringan. Jika nyeri dirasa sangat hebat dan mengganggu dapat menggunakan jenis obat anti nyeri lain dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
  9. Hindari aktivitas fisik berat. Hindari aktivitas atau olah raga berat seperti lari atau lompat. Selain menambah nyeri dan menjadi penyebab tulang belakang sakit, olah raga ini juga dapat mengganggu proses pemulihan di area sekitar tulang belakang.

Jika obat-obatan oral anti nyeri atau obat sakit tulang belakang tidak dapat membantu dalam mengurangi nyeri, biasanya dokter akan menyarankan penyuntikan obat pada bagian punggung bawah. Suntikan yang diberikan dapat berupa obat anti nyeri golongan steroid yang berfungsi sebagai pereda nyeri dan peradangan. Biasanya dapat dicampur juga dengan obat bius lokal agar lebih efektif. Obat suntik ini dapat mengurangi gejala selama beberapa minggu, namun jika digunakan terlalu sering dapat merusak tulang ekor dan punggung bawah. Oleh karena itu penggunaannya harus benar-benar dibawah pengawasan dokter.

Pada kondisi yang sangat parah, dimana berbagai pengobatan tidak dapat memperbaiki kondisi dan mengurangi nyeri, biasanya akan dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tulang ekor, baik sebagian atau seluruhnya. Setelah pembedahan, gejala akan berkurang secara bertahap hingga beberapa bulan. Namun pemulihan pasca operasi pengangkatan tulang ekor memakan waktu cukup lama dari beberapa bulan hingga satu tahun untuk dapat sembuh secara total.

Sponsors Link
, , ,
Post Date: Wednesday 07th, February 2018 / 08:18 Oleh :