4 Efek Samping Transplantasi Sumsum Tulang Belakang – Wajib Tahu
Transplantasi tulang belakang menjadi penyelesaian untuk berbagai penyakit. Beberapa kondisi yang menjadi alasan seseorang melakukan transplantasi tulang belakang adalah:
- Menderita Leukemia Akut
- Anemia Aplastik
- Kerusakan sumsum tulang belakang, seperti radang dan kegagalan fungsi sumsum
Transplantasi sumsum tulang belakang menjadi salah satu cara mengobati radang sumsum tulang belakang dan beberapa penyakit yang mengandalkan fungsi sumsum tulang belakang.
Apakah Efek Samping Transplantasi Sumsum Tulang Belakang?
Layaknya sistem pengobatan lain, transplantasi sumsum tulang belakang memiliki resiko kegagalan dan juga menimbulkan efek samping. Transplantasi tulang belakang dapat menimbulkan banyak resiko komplikasi.
Resiko yang ditimbulkan dari transplantasi tulang belakang bergantung pada banyak faktor, termasuk jenis penyakit yang ditangani atau kondisi penyakit tersebut. Juga, jenis transplantasi yang dijalani serta usia dan kesehatan orang yang menerima transplantasi tulang belakang tersebut.
Meskipun beberapa pasien mengalami masalah yang kecil dengan transplantasi tulang belakang, tetap ada orang-orang yang memiliki kemungkinan mengalami komplikasi dan merasakan efek samping yang mungkin memerlukan perawatan atau dirawat inap di rumah sakit pasca operasi. Karena, jika tidak ditangani dengan serius, kompilkasi ini bisa menjadi sesuatu yang mengancam nyawa.
Efek samping transplantasi sumsung tulang belakang adalah:
- Infeksi. Umumnya sebelum dan sesudah melakukan transplantasi pasien akan menerima pengobatan untuk percepatan proses penyembuhan penyakit yang dideritanya. Salah satu yang sering dilakukan adalah kemoterapi. Kemoterapi yang dilakukan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Hal inilah yang membuat tubuh sulit untuk menghindari infeksi dari bakteri, virus, dan jamur. Resiko infeksi tertinggi akan dialami pada beberapa minggu pertama setelah transplantasi. Sistem kekebalan tubuh sebelum dan setelah transplantasi tidak akan sama. Sebagian besar pasien akan menerima obat antivirus dan antibakteri hingga satu tahun atau lebih setelah transplantasi. Sebagai tambahan, pasien juga akan diberikan vaksinasi ulang terhadap infeksi umum.
- Efek Samping Jangka Pendek. Efek samping jangka pendek akan dirasakan satu hingga dua minggu setelah transplantasi dilakukan. Beberapa efek samping ini adalah:
- Mual dan muntah
- Luka pada mulut
- Kelelahan
- Kadar trombosit di dalam tubuh akan rendah.
- Kadar sel darah merah juga rendah yang menyebabkan anemia
- Diare
- Efek Samping Jangka Panjang. Pasien juga dapat mengalami efek samping jangka panjang dari transplantasi sumsum tulang belakang yang dilakukan. Beberapa resiko jangka panjang yang mungkin dialami oleh pasien adalah:
- Infertilitas atau kemadulan. Hal ini berarti pasien tidak dapat memiliki keturunan akibat dari transplantasi yang dilakukan.
- Menopause dini pada wanita.
- Meningkatkan resiko penyakit katarak.
- Kerusakan pada tulang, seperti tumor tulang dan cedera sumsum tulang belakang.
- Resiko terkena kanker lainnya.
- Kematian. Efek samping transplantasi sumsum tulang belakang yang paling berbahaya tentu kematian. Jika terjadi ketidakcocokan atau kesalahan selama proses tranplantasi dilakukan maka hal ini dapat membahayakan pasien. Efek samping yang tidak diobati dengan benar pun dapat menyebabkan pasien kehilangan nyawanya. Misalnya, munculnya gejala kanker tulang belakang dan penyakit tulang belakang setelah operasi.
Sebelum melakukan operasi transplantasi sumsum tulang belakang, dokter akan menjelaskan efek samping dari hal ini. Bersama-sama dengan dokter, pasien dapat mempertimbangkan resiko dan manfaat yang akan diterima dari transplantasi sumsum tulang belakang. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk memilih atau membatalkan hal ini sebagai metode pengobatan sumsum tulang belakang.