14 Syarat Donor Sumsum Tulang Belakang Yang Wajib Diketahui
Hal utama dalam hidup adalah menjaga kesehatan. Ketika kesehatan terjaga dengan baik, anda bisa melakukan segala aktifitas dengan maksimal. Pola hidup sehat harus selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi makanan sehat sangat diperlukan untuk menunjang pola hidup yang sehat. Selain itu, penunjang lainnya bisa didapatkan dengan mengkonsumsi vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tubuh yang tidak sehat bisa terserang segala penyakit. Kekebalan imun setiapa orang akan berbeda-beda. Tubuh menjadi lemah dan dapat membiarkan penyakit menyerang tubuh. Oleh karena itu kesehatan sangat perlu dijaga dan dikontrol dengan baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit.
Ketika sesorang telah terjangkit penyakit akan lebih merepotkan untuk berobat dan proses penyembuhan membutuhkan waktu yang cukup lama. Penyakit harus benar-benar diatasi dan diobati dengan tepat. Butuh bantuan orang yang berpengalaman dibidangnya untuk melakukan pengobatan masing-masing penyakit.
Beberapa penyakit yang bisa membahayakan tubuh adalah leukimia, kanker. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyerang sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang bisa membentuk jaringan saraf pusat ketika terhubung dengan otak. Kerusakan pada sumsum tulang belakang bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit yang berbahaya, seperti leukimia dan kanker. Kebanyakan, sumsum tulang belakang akan mengalami kehancuran dan kerusakan parah ketika penyakit sudah semakin parah. Hal ini harus mendapatkan penangganan yang tepat secepatnya.
Pada umumnya, ketika terapi sumsum tulang belakang mengalami kerusakan parah, maka pasien membutuhkan donor sumsum tulang belakang. Tidak semua orang bisa melakukan pendonoran sumsum tulang belakang. Di zaman seperti ini, sangat sulit untuk menemukan pendonor yang cocok dan memenuhi kriteria sebagai pendonor sumsum tulang belakang. Berikut adalah beberapa syarat donor sumsum tulang belakang yang perlu anda ketahui:
- Pendonor harus berusia dalam rentang 18 – 44 tahun
Usia akan sangat menentukan kriteria pendonor sumsum tulang belakang. Bahkan tidak hanya untuk pendonor sumsum tulang belakang saja, kebanyakan pendonor untuk segala jenis donor lainnya diusahakan dalam rentang usia 18 – 44 tahun. Ketika pendonor usia kurang dari 18 tahun sangat tidak dianjurkan karena dapat membahayakan diri pendonor tersebut. Sedangkan ketika pendonor berusia lebih dari 44 tahun, sangat tidak dianjurkan juga karena pendonor bisa mengalami komplikassi dengan tingkat resiko yang lebih tinggi daripada keadaan normal.
- Pendonor harus mempunyai nilai BMI (Body Mass Index) Maksimal 40
Body Mass Index adalah pengukuran berat badan ideal seseorang. Pendonor sangat disarankan untuk memiliki nilai BMI maksimal 40 karena pendonor yang memiliki kekurangan berat badan sangat tidak dianjurkan untuk melakukan pendonoran. Selain itu, evaluasi lanjutan harus dilakukan untuk memeriksa apakah pendonor masih cocok untuk melakukan pendonoran atau tidak.
- Pendonor tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun
Penyakit autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh kekebalan imun dalam tubuh. Imun dalam tubuh bisa melakukan penyerangan terhadap sel sehat yang terdapat dalam tubuh. Pendonor tidak boleh menderita penyakit autoimun karena akan mengakibatkan kesalahan fatal bagi pendonor karena memiliki kondisi imun yang bermasalah.
- Pendonor tidak mempunyai kelainan darah
Sebagian proses pendonoran, tidak memperbolehkan pendonor mengalami kelainan darah. Karena hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan pendonor. Pendonor yang menderita kelainan darah harus mendapatkan pengobatan yang intensif untuk menjaga kondisi kesehatannya. Oleh karena itu pendonor yang memiliki kelaianan darah tidak diperbolehkan melakukan pendonoran.
- Pendonor tidak sakit HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular. Pendonor untuk semua jenis penyakit tidak diperbolehkan menderita penyakit HIV/AIDS karena hal ini akan berakibat pasien atau penerima donor mengalami virus penularan HIV/AIDS dari pendonor. Oleh karena itu hal ini sangat tidak diperbolehkan untuk melakukan pendonoran ketika pendonor menderita HIV/AIDS.
- Pendonor tidak sakit jantung
Pendonor harus terbebas dari penyakit jantung. Penkait jantung merupakan penyakit yang dapat membahayakan kondisi kesehatan pendonor ketika melakukan pendonoran. Oleh karena itu, pendonor yang memiliki riwayat penyakit jantung tidak diperbolehkan untuk melakukan pendonoran.
- Pendonor tidak sakit kanker
Kanker merupakan penyakit yang berbahaya bagi penderitanya. Kanker dapat menyebabkan kematian ketika kanker yang diderita sudah menjadi kanker ganas. Oleh karena itu, pendonor yang memiliki kanker tidak diperbolehkan untuk melakukan pendonoran sumsum tulang belakang.
- Pendonor tidak dalam kondisi hamil
Pendonor dalam kondisi hamil sangat tidak diperbolehkan untuk melakukan pendonoran. Pendonor yang hamil tidak termasuk dalam kriteria syarat donor sumsum tulang belakang. Pendonor yang hamil tidak diperbolehkan melakukan donor sumsum tulang belakang karena dapat mengakibatkan hal-hal lain yang tidak diinginkan baik untuk bayi dalam kandungan maupun pendonor sendiri.
- Pendonor tidak sakit gagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronis adalah penyakit yang membahayakan kesehatan. Ketika pendonor memiliki penyakit gagal ginjal kronis, maka pendonor tidak sesuai dengan kriteria syarat donor sumsum tulang belakang. Hal ini dikarenakan ketika pendonor mempunyai penyakit gagal ginjal kronis dan sangat ingin melakukan pendonoran akan berkaibat fatal bagi pendonor.
- Pendonor tidak mempunyai riwayat epilepsi
Pendonor harus tidak memiliki riwayat epilepsi yang kambuh dalam waktu satu tahun terakhir. Jumlah kambuh epilepsi yang diperbolehkan adalah tidak lebih dari satu. Ketika pendonor memiliki riwayat epilepsi yang kambuh lebih dari sekali, pendonor tidak memenuhi syarat donor sumsum tulang belakang karena dapat membahayakan kondisi kesehatan pendonor.
- Pendonor tidak boleh melakukan pendonoran organ lain
Pendonor yang diperbolehkan adalah pendonor yang tidak mendonorkan organ dalamnya. Ketika pendonor sudah pernah melakukan donor organ dalam, maka pendonor tidak sesuai dengan kriteria syarat donor sumsum tulang belakang. Karena hal tersebut bisa membahayakan kondisi kesehatan pendonor.
- Pendonor tidak sakit tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Pendonor yang menderita tuberkulosis akut tidak diperbolehkan untuk melakukan donor sumsum tulang belakang karena dapat membahayakan kondisi kesehatan pendonor.
- Pendonor tidak sakit nyeri yang kronis
Nyeri kronis merupakan penyakit yang bisa membahayakan pendonor dan yang menerima donor. Penerima bisa saja mengidap nyeri kronis juga akibat donor sumsum tulang belakang yang dilakukan. Oleh karena itu, pendonor sumsum tulang belakang tidak memenuhi syarat donor sumsum tulang belakang jika pendonor mempunyai penyakit nyeri yang kronis.
- Sumsum tulang belakang pendonor memiliki kecocokan dengan pasien
Syarat yang wajib jika melakukan donor organ adalah antara pendonor dan pasien memiliki kecocokan. Begitu juga dengan sumsum tulang belakang, antara pendonor dan pasien yang menerima sumsum tulang belakang harus cocok agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Syarat donor sumsum tulang belakang harus dipenuhi oleh pendonor dan telah dilakukan berbagai tes oleh bagian kesehatan. Banyak cara yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan tulang sebelum terlambat. Olahraga untuk meluruskan tulang belakang bisa dilakukan dengan mudah dan simple. Olahraga bisa dilakukan setiap hari secara rutin. Selain itu, mengkonsumsi buah untuk menguatkan tulang juga sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan. Mengkonsumsi vitamin untuk tulang juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Dengan mengkonsumsi vitamin penguat tulang dan sendi bisa menjaga kesehatan tulang kita. Banyak jenis vitamin untuk tulang yang bisa didapatkan di apotek terdekat.