7 Cara Pencegahan Lordosis yang Dapat Dilakukan Dengan Mudah
Tulang belakang merupakan bagian tubuh yang sangat penting. Tulang belakang berfungsi sebagai sumbu tubuh dan memberikan postur terhadap tubuh. Tulang belakang juga merupakan tempat dimana terdapat banyak saraf yang berfungsi dalam pergerakan dan koordinasi tubuh. Namun, ada kalanya tulang belakang ini mengalami suatu kelainan bentuk yang menyebabkan fungsinya menjadi terganggu. Salah satu kelainan bentuk pada tulang belakang yaitu lordosis.
Lordosis merupakan kelainan atau penyakit pada tulang belakang dimana bagian punggung bawah atau leher memiliki kelengkungan yang berlebihan. Lordosis dapat terjadi di punggung bawah (lumbar lordosis) atau di leher (cervical lordosis). Lordosis menyebabkan tulang membengkok berlebihan ke depan, sehingga bagian kepala atau punggung bawah dan bokong menjadi terlihat seperti tertarik ke belakang. Lordosis ini merupakan kebalikan dari kifosis (bungkuk).
Gejala
Gejala yang paling terasa pada penderita lordosis adalah nyeri otot. Pada bagian tulang belakang yang mengalami kelengkungan berlebihan, otot akan tertarik ke berbagai arah dan menyebabkan nyeri. Nyeri otot dan tulang belakang yang sakit ini dapat menyebar ke area punggung, bahu atau leher. Nyeri otot ini seringkali mengakibatkan gangguan dalam bergerak. Dalam kondisi kelengkungan yang sudah parah dapat timbul gejala-gejala gangguan pada saraf seperti mati rasa, menggigil, kesemutan, bahkan penurunan kontrol perkemihan atau buang air kecil dan penurunan kontrol otot.
Pencegahan
Lordosis akan menjadi berbahaya ketika kelengkungan sudah sangat parah dan sudah mengenai saraf. Oleh karena itu alangkah lebih baiknya jika cara pencegahan lordosis ini dicegah sedini mungkin. Lalu apa saja cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan lordosis?
1. Jaga berat badan tubuh agar tetap normal
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor resiko yang berkontribusi terhadap munculnya lordosis. Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas biasanya memiliki lemak yang lebih banyak pada bagian perut, sehingga perut membuncit. Lemak yang berlebihan pada bagian perut akan menarik pinggul ke depan, sehingga menyebabkan tulang punggung bawah menjadi tertarik ke depan dan menyebabkan lordosis. Makan makanan sesuai porsi dan kurangi makanan yang berminyak dan berlemak. Konsumsi karbohidrat secukupnya dan kurangi mengonsumsi minuman bersoda.
2. Berolahraga
Olah raga merupakan aktivitas fisik yang sangat berguna untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Lakukan olah raga rutin setidaknya selama 30 menit dan dilakukan 2-3 kali seminggu. Olah raga dapat membakar lemak dan membantu menjaga berat badan tubuh agar tetap normal. Olah raga untuk menguatkan otot perut sangat disarankan untuk mengurangi kelebihan lemak pada perut. Olah raga juga dapat dilakukan bergantian dengan olah raga ringan seperti jogging atau berjalan kaki, yang baik untuk membakar lemak tubuh.
3. Duduk dalam posisi yang benar
Posisi duduk yang tidak baik juga dapat meningkatkan resiko terjadinya lordosis. Usahakan posisi tulang belakang tegak. Hindari terlalu menekan berat badan pada pinggang. Usahakan posisi duduk nyaman dan tinggi kursi sesuai.
4. Hindari duduk terlalu lama
Saat duduk otot pada panggul memendek dan menarik pinggang ke arah depan. Posisi duduk yang dilakukan terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya lordosis. Lakukan istirahat dan peregangan setiap 20 menit sekali ketika harus duduk dalam waktu yang lama. Peregangan ringan di kursi dapat dilakukan dengan menempatkan tangan di belakang kepala dan dorong punggung atas ke depan, kemudian kaki dapat diluruskan. Peregangan tersebut dapat meregangkan punggung bawah. Selain itu lakukan berjalan kaki saat istirahat dari duduk sesekali.
5. Konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D merupakan dua nutrien penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tulang. Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan keropos. Tulang yang keropos lebih sering mengalami penekanan pada tulang belakang sehingga mudah mengalami kelainan, sehingga ciri-ciri tulang keropos harus diwaspadai. Sumber makanan seperti susu dan keju sangat kaya akan kalsium dan vitamin D. Vitamin D sangat penting dikonsumsi karena tanpa vitamin D penyerapan kalsium tidak akan maksimal. Selain itu, juga perlu dihindari makanan penyebab tulang keropos.
6. Berjemur di pagi hari
Berjemur di pagi hari bermanfaat untuk kesehatan tulang. Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat memaksimalkan kadar kalsium tulang. Vitamin D yang berfungsi dalam penyerapan kalsium harus berupa vitamin D aktif dan berjemur dapat merubah vitamin D menjadi bentuk vitamin D aktif. Berjemur di pagi hari selama 15-20 menit dapat dilakukan untuk memaksimalkan kesehatan tulang dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang.
7. Hindari dan berhenti merokok
Rokok memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan. Merokok menyebabkan gangguan pada paru dan dapat menyumbat atau mengganggu pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan peredaran darah. Gangguan peredaran darah dan paru dapat menurunkan efektivitas suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Hal tersebut menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas fisik. Padahal aktivitas fisik dan olah raga sangat penting dalam menjaga berat badan yang ideal dan bermanfaat bagi kesehatan tulang.
Selain itu merokok juga dapat mengurangi produksi hormon estrogen pada wanita pra menopause atau post menopause. Hormon estrogen sangat penting dalam menjaga kesehatan tulang. Kehilangan hormon estrogen berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang dan menyebabkan munculnya gejala osteoporosis. Osteoporosis dapat meningkatkan resiko gangguan pada tulang belakang, termasuk cara pencegahan lordosis.
Ketujuh upaya pencegahan lordosis tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak lordosis yang dapat mengganggu kesehatan dan cukup fatal, serta mengurangi kepercayaan diri akibat postur yang tidak normal, menyebabkan upaya pencegahan lordosis sangat penting untuk dilakukan. Cara pencegahan lordosis dan tingkatkan kesehatan tulang Anda.