3 Obat Penyakit Craniosynotosis Pada Anak dan Bayi
Penyakit craniosynotosis merupakan satu dari macam macam penyakit tulang, di mana bayi mengalami kecacatan pada tulang tengkorak sejak ia dilahirkan. Di mana persendian yang ada di antara tulang tengkorak bayi mengalami penutupan, bahkan sebelum otak tebentuk secara sempurna. Hal ini akan menyebabkan otak anak bertumbuh secara tidak normal yang akan mengakibatkan tulang tengkorak berbentuk tidak proporsional. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai apa saja metode yang biasa dipakai menjadi obat penyakit craniosynotosis. Namun sebelumnya perlu diketahui ada beberapa jenis craniosytosis, seperti:
- Sagittal, mengakibatkan kepala bertumbuh memanjang agak pipih dan merupakan jenis craniosynotosis yang sering kejadiannya.
- Metopic, menyebabkan daerah dahi berbentuk segitiga dan kepala bagian belakang melebar.
- Coronal, mengakibatkan dahi anak bergelombang tidak rata namun bukan seperti ciri-ciri penyakit dwarfisme.
- Lambdoid, menyebabkan kepala datar di sebagian sisi membuat telinga tidak simetris dan merupakan jenis craniosynotosis paling jarang kasusnya.
Bagaimana pengobatan penyakit craniosynotosis ini?
Untuk pengobatan penyakit craniosynotosis ini pada umumnya ditangani oleh dokter bedah syaraf pediatrik. Seperti halnya dengan penanganan tanda-tanda dan ciri-ciri cerebral palsy pada anak dan bayi, penanganan craniosynotosis biasanya menggunakan metode bedah sebagai pilihan utama untuk mengobati penyakit ini. Terdapat beberapa metode sebagai obat penyakit craniosynotosis seperti:
1. Bedah endoskopi
Pembedahan endoskopi merupakan metode pembedahan minimal invansif yang digunakan untuk menangani kasus craniosynotosis untuk usia enam bulan ke bawah. Syarat pembedahan ini adalah hanya terdapat satu sutura saja yang bermasalah, kemudian sutura yang bermasalah tersebut akan dibuka agar otak anak dapat tumbuh dengan normal kembali. Bedah endoskopi ini biasanya akan memakan waktu kurang lebih satu jam, bisa menimbulkan efek seperti pembengkakan seperti efek penanganan fraktur tulang tengkorak juga menimbulkan pendarahan yang bisa diatasi.
2. Bedah terbuka
Metode bedah terbuka sebagai obat penyakit craniosynotosis ini dilakukan kepada anak yang berusia lebih dari enam bulan. Tidak jauh berbeda dengan cara mengobati tulang tengkorak retak, bedah terbuka dilakukan untuk memperbaiki bagian tulang tengkorak yang tumbuh secara tidak normal, kemudian membenahinya dengan bantuan alat tertentu untuk menahan tulang agar berada di posisinya. Bedah terbuka bisa menghabiskan waktu berjam-jam dan setelah pembedahan anak harus opname dalam jangka waktu tertentu. Karena dalam beberapa kasus, bisa saja terjadi craniosynotosis berulang yang membutuhkan pembedahan kembali.
3. Terapi helm
Merupakan obat penyakit craniosynotosis yang biasanya diberikan pada anak dengan kasus craniosynotosis yang ringan sampai menengah yang tidak membutuhkan pengobatan khusus, atau juga digunakan setelah melalui proses bedah endoskopi dan tidak diperlukan pada bedah terbuka. Terapi untuk penyakit ortopedi craniosynotosis ini bertujuan untuk merapikan bentuk dari tulang tengkorak anak yang tidak proporsional dan membantu meningkatkan perkembangan otak anak.
Anak dengan kondisi craniosynotosis harus segera mendapatkan penanganan yang tepat, karena jika tidak dapat menyebabkan berbagai kondisi yang bisa terjadi. Tidak hanya menyebabkan kelainan pada tulang tengkorak saja, namun juga bisa mengganggu perkembangan otak juga bisa menyebabkan kecacatan pada anak. Di samping itu tekanan dalam tengkorak juga bisa semakin meningkat yang akan menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, gangguan fungsi indera, fungsi kognitif bahkan bisa berakibat fatal. Demikian bulasan mengenai beberapa metode yang biasa digunakan untuk obat penyakit craniosynotosis pada anak, semoga bermanfaat.