Sponsors Link

14 Cara Mencegah Penyakit Rakitis yang Wajib Dilakukan

Sponsors Link

Rakitis merupakan salah satu diantara macam-macam penyakit tulang. Ciri penyakit ini adalah adanya pelunakan tulang terutama pada bayi dan balita. Pelunakan terjadi karena tulang mengalami gangguan atau kekurangan metabolisme tubuh seperti vitamin D atau pun kalsium. Penyakit tulang ini sering terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kelaparan yang dialami oleh anak-anak tersebut, sehingga mereka kekurangan asupan gizi penting di dalam tubuhnya, terutama vitamin D dan kalsium. Kata Rakitis sendiri berasal dari bahasa Yunani “rachitis” yang berarti “peradangan tulang belakang”.

Tanda dan Gejala Penyakit Rakitis

Penyakit rakitis mempunyai beberapa tanda dan gejala, yaitu:

  • Rasa nyeri pada tulang.
  • Gigi yang bermasalah.
  • Otot yang melemah.
  • Meningkatnya kecenderungan untuk mengalami patah tulang.
  • Kaki bengkok pada bayi atau balita.
  • Gangguan pertumbuhan.
  • Kadar kalsium yang rendah dalam darah.
  • Kejang otot yang terjadi di seluruh tubuh.
  • Pelebaran pada telapak tangan bayi atau balita.
  • Lambatnya proses pertumbuhan tulang pada manusia saat bayi atau balita dalam masa pertumbuhan

Penyebaran Penyakit Rakitis

Di negara-negara maju, penyakit rakitis tergolong jarang terjadi. Perbandingannya bisa 1:20.000. Hal ini berbeda di negara-negara berkembang, terutama di afrika. Hal ini disebabkan karena krisis pangan yang dialami sehingga mereka kekurangan asupan gizi yang penting bagi tubuh.

Penyebab Penyakit Rakitis

Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa penyakit rakitis disebabkan karena kelaparan yang mengakibatkan tubuh bayi dan balita kekurangan gizi yang dibutuhkan, seperti vitamin D dan kalsium. Menghabiskan waktu terlalu banyak di rumah merupakan sebab lain terjadinya penyakit rakitis. Diusahakan bayi dan balita berjemur di bawah sinar matahari setiap pukul 7 atau pukul 9 pagi.

Waktu-waktu tersebut adalah waktu dimana sinar matahari memberi nutrisi vitamin D dalam tubuh. Beberapa bayi dan balita yang mempunyai kelainan khusus sejak lahir juga rentan terkena rakitis. Kelainan-kelainan tersebut ialah: penyakit Celiac, gangguan ginjal, cystric librosis, dan penyakit radang pencernaan. Meski begitu, penyebab umum terjadinya penyakit rakitis adalah kekurangan vitamin D dan kalsium pada tubuh bayi, balita, dan orang tua bayi dan balita.

Faktor genetik seperi kulit hitam atau juga berpengaruh terhadap terjadinya penyakit rakitis. Menurut penelitian, kulit yang gelap atau hitam sulit menangkap sinar UV matahari, sehingga provitamin D pada kulit sulit diubah menjadi Vitamin D yang akan diserap oleh tulang.

14 Cara Mencegah Penyakit Rakitis yang Wajib Dilakukan

Pencegahan penyakit rakitis sebetulnya hampir sama dengan cara pencegahan kanker tulang.  Oleh karena itu, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin agar tidak semakin parah. Berikut ini beberapa 14 cara mencegah penyakit rakitis yang wajib dilakukan.

1. Mengkonsumsi Suplemen Vitamin 

Telah dijelaskan di paragraf awal, bahwa salah satu penyebab rakitis adalah kekurangan vitamin D. Asupan nutrisi vitamin D dapat berupa suplemen atau pun makanan. Suplemen yang dikonsumsi haruslah sesuai dengan anjuran dokter agar konsumsi vitamin D melebihi dosis yang dibutuhkan tubuh. Jika dosisnya berlebihan, tubuh akan mengalami efek samping atau gejala seperti nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, dan nafsu makan yang kian berkurang. Jenis suplemen vitamin D yang biasanya diberikan adalah jenis suplemen vitamin D tahan rakitis, suplemen vitamin D tipe I, dan suplemen vitamin D tipe II.


Selain itu, dokter juga terkadang memberi rekomendasi jumlah suplemen yang perlu dikonsumsi berdasarkan situasi. Berikut takaran jumlah suplemen di tiap kondisi:

  • Wanita yang hamil dan menyusui: minimal mengkonsumsi 10 mikrogram vitamin D perhari.
  • Bayi berusia 0 hingga 1 tahun: 8,5 sampai 10 mikrogram vitamin D perhari.
  • Bayi yang diberi susu formula tanpa diberi susu ASI: tidak perlu diberi suplemen, kecuali susu formula yang dikonsumsi dibawah 50o ml perhari.
  • Anak-anak yang berusia 1 sampai 4 tahun: 10 mikrogram vitamin D perhari.

2. Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin D

Makanan yang mengandung vitamin D dapat ditemui di kehidupan sehari-hari, seperti: wortel, telur, tahu, dan tempe. Konsumsi vitamin D (baik suplemen atau pun makanan) tidak hanya berlaku bagi bayi dan balita, tapi berlaku juga untuk orang dewasa–khususnya perempuan yang sedang mengalami proses kehamilan. Dengan konsumsi makanan vitamin D yang cukup, maka tubuh akan lebih sehat dan terhindar dari penyakit rakitis.

3. Berjemur di Bawah Sinar Matahari

Asupan vitamin D bisa didapat dari sinar matahari, terutama di waktu pagi. Oleh karena itu, sesering mungkin bayi dan balita berjemur di bawah sinar matahari, terutama pada saat waktu menunjukkan pukul 7 hingga 9. Sebab, di waktu-waktu tersebut sinar matahari mampu mengurai provitamin D di kulit menjadi vitamin D yang berguna untuk tulang. Saat berjemur, usahakan kulit tidak perlu oleskan tabir surya. Sebab, hal itu membuat sinar UV pada matahari tidak bisa mengubah provitamin D dalam tubuh. Tidak hanya bayi dan balita, sang Ibu juga mesti rajin berjemur juga. Dengan serignya berjemur, maka ASI yang tersimpan akan mengandung vitamin D yang akan diserap bayi saat proses menyusui.

4. Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Kalsium

Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium juga diperlukan sebagai cara mencegah rakitis yang wajib dilakukan. Sebab, kekurangan kalsium menjadi salah satu sebab terjadinya penyakit rakitis. Oleh karenanya, mengkonsumsi makanan berkalsium amat diperlukan agar tubuh terhindar dari penyakit rakitis. Kalsium juga dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Seperti halnya suplemen lainnya, konsumsi suplemen kalsium harus sesuai dengan dosis yang ditentukan oleh dokter.

5. Mengkonsumsi Makanan yang Dapat Menguatkan Tulang Pada Bayi

salah satu penyebab rakitis yang terjadi di negara berkembang adalah karena kelaparan yang membuat anak-anak kekurangan gizi penting untuk tubuh. Mengkonsumsi makanan untuk menguatkan tulang bayi dan balita adalah salah satu cara yang patut dilakukan agar tidak terpapar rakitis saat bayi dan balita tumbuh besar. Kacang merah, apel, dan sarden adalah beberapa contoh makanan yang dapat menguatkan tulang pada bayi dan balita.

6. Meningkatkan Konsumsi Fosfor

Selain kalsium dan vitamin D, fosfor juga diperlukan tubuh agar lebih sehat dan terhindar dari rakitis. fosfor dapat dikonsumsi baik dalam bentuk suplemen maupun makanan. Untuk suplemen, pastikan harus dikonsumsi sesuai dengan takaran dokter. Sementara itu, asupan fosfor dapat diraih dengan mengkonsumsi makanan-makanan seperti biji-bijian, ikan, labu, dan kerang.

7. Mengurangi Konsumsi Obat-Obatan Tertentu

Untuk Ibu yang sedang dalam proses kehamilan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Sebab, hal itu akan sangat mempengaruhi janin. Obat antikejang dan obat antiretrovirus adalah beberapa contoh penyebab pelunakan tulang yang menjadi faktor utama terjadinya rakitis.

8. Tinggal di Lingkungan yang Mudah Terpapar Sinar Matahari

Sinar matahari (terutama ketika pagi) adalah salah satu sumber untuk mendapatkan vitamin D yang bermanfaat bagi tubuh. Jika lingkungan sekitar anda sulit terpapar sinar matahari, maka carilah tempat yang cukup terpapar sinar matahari agar bayi dan balita dapat asupan vitamin D yang dibutuhkan.

9. Menghindari Rokok dan Minuman Beralkohol

Mengkonsumsi rokok dan minuman beralkohol sebaiknya dihindari, khususnya orang tua. mengkonsumsi keduanya akan menyebabkan gangguan bagi janin sehingga janin menjadi rentan terkena berbagai macam penyakit, termasuk penyakit rakitis.

10. Membiasakan Hidup Sehat dalam Kehidupan Sehari-Hari

Selain berjemur, mengkonsumsi suplemen dan makanan bervitamin D, pola hidup sehat mesti diterapkan orang tua setiap hari. Pola hidup sehat bisa dilakukan dengan berolahraga secara rutin, memakan makanan yang sehat dan bergizi, serta tidur dengan waktu yang cukup.

11. Konsultasikan dengan Dokter Bila Terjadi Gejala Penyakit Rakitis

Bila bayi dan balita mengalami gejala penyakit rakitis, maka segeralah dibawa ke dokter ahli untuk diperiksa lebih lanjut.Bila kondisinya sudah parah, dokter akan memberikan perawatan dan pengobatan khusus untuk penderita rakitis.


12. Mengikuti Proses Diagnosa yang Dilakukan dokter

Biasanya dokter akan melakukan diagnosa melalui tes darah, gas darah arteri, X-ray dan biopsi tulang. Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar kalsium yang terdapat di dalam tubuh pasien. Sementara itu, diagnosa gas darah arteri berfungsi untuk mengukur tingkat metabolisme tubuh.  X-ray tulang berfungsi untuk mengetahui perubahan pada struktur tulang atau mengukur berapa banyak kalsium yang hilang pada tulang. Biopsi tulang berfungsi untuk mengukur tingkat keparahan penyakit rakitis pada tubuh. Biopsi tulang ini terhitung proses diagnosa yang jarang dilakukan. Dengan diagnosa-diagnosa tersebut, kita bisa tahu apakah tubuh kita atau anak-anak mengalami penyakit rakitis atau tidak.

13. Menjaga Kesehatan Kandungan Agar Kandungan Tidak Lahir Secara Prematur

Menurut penelitian, bayi yang lahir prematur rentan terkena penyakit rakitis. Bayi yang lahir preamtur kondisi fisiknya jauh lebih lemah dibanding yang terlahir normal, sehingga rentan terkena penyakit, termasuk rakitis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir secara prematur, diantaranya: sering merokok sebelum atau saat hamil, berat badan yang kurang atau berlebih saat kehamilan, stres, dan kurangnya persiapan saat kehamilan. Untuk mencegah agar bayi tidak lahir prematur, Ibu hamil mesti menghindari konsumsi rokok yang sudah dipaparkan di poin sebelumnya. selain itu, menjaga badan tetap ideal, menjaga pikiran agar tidak stres, dan mempersiapkan kehamilan sebaik mungkin juga harus dilakukan agar bayi lahir dengan normal serta dalam kondisi fisik yang sehat.

Demikianlah 14 cara mencegah penyakit rakitis yang wajib dilakukan. Pencegahan mesti dilakukan sedini mungkin agar rakitis tidak bertambah parah. Oleh karena itu, cara-cara di atas perlu dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari agar lebih optimal. Bertanya dan berkonsultasi dengan dokter ahli juga perlu dilakukan agar kita dan anak-anak bisa terhindar dari penyakit rakitis. Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca sekalian. Terima kasih.

 

Sponsors Link
, , ,
Post Date: Friday 27th, October 2017 / 06:54 Oleh :
Kategori : Pencegahan